Setelah menikmati keunikan lukisan dari
tangan kreatif orang-orangnya,kali ini saya mau mengajak anda untuk melihat
keeksotisan alam di Pulau Dewata. Siang itu, tepatnya pukul 2 siang, saya
memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dari desa Petang ke sebelah utara,
tepatnya di Desa Plaga. Menurut informasi dari masyarakat sekitar, jaraknya
tidak terlalu jauh, hanya memakan waktu 20 menit lagi untuk sampai disana.
Tidak mau berlama-lama, apalagi cuaca saat itu sudah sangat mendung dan tak
lama lagi akan hujan, saya segera memacu sepeda motor sebelum bumi di setubuhi
air yang turun. Hehehe.
Ya, selama perjalanan itu juga, ada rasa
yang mengingatkan saya pada suasana kota kecil, yaitu kota Ruteng tempat asal
saya. Udara dingin dan langit merengut begitu mendung, seakan menampar ingatan
setiap klise-klise gambar kenangan waktu dulu. Siiiittt, kesan romantis di
setiap jengkal alamnya, membuat langkah tak ingin beranjak saat berada disana.
Bahkan bayangkan saja, bila perjalanan yang terbilang baru seperti itu,
dinikmati bersama pasangan atau orang tercinta. Waahh, sangat indah, bahkan
saya tak bisa mengisahkannya lewat cerita. Dan memang benar, bukan suatu
rahasia bahwa salah satu kekayaan yang dimiliki Pulau Bali adalah keeksotisan
alamnya. Banyak orang yang mengakui banhwa Pulau Bali itu surganya para Dewa,
karena mampu melahirkan ketenangan dan kedamaian. Hal itu terwujud dan
dibuktikan oleh megahnya nuansa alam yang terukir diatas kanvas bumi dengan
beragam jenisnya.
AIR
TERJUN NUNGNUNG, HADIRKAN NUANSA BERBEDA
(Foto-foto Geryl Ngalong) : Lokasi air terjun Nungnung |
Nah agar tidak berlama-lama, saya akan
memperlihatkan salah satu kekayaan alam Pulau Bali yang mungin bisa dijadikan
salah satu rekomendasi perjalanan liburan anda, yaitu Air terjun Nungnung.
Sedikit saya gambarkan, kalau tempat ini mungkin cocok bagi kalian yang sudah
bosan dengan wisata pantai yang ada di Bali. Air terjun Nungnung memiliki
pesona lain yang tak kalah menarik, karena keelokan dan kecantikan yang masih
alami itu, maka sayang apabila dilewatkan saat anda berkunjung ke Bali.
berlokasi di Desa Plaga, Kecamatan Petang-Badung, kurang lebih 45 kilometer
dari kota Denpasar menuju arah utara tujuan Sangeh. Dari kawasan wisata Sangeh,
air terjun Nungnung berjarak sekitar 20 km lagi. Akses ke lokasi tersebut,
sangat mudah, karena sudah ada petunjuk jalan yang jelas. kalau di hitung-hitung
start dari kota Denpasar, kami menempuh hampir 1 ½ jam untuk sampai kesana. Tetapi
tenang saja, kelelahan anda akan terbayarkan karena anda akan disuguhkan dengan
pesona keindahan area persawahan.
Salah satu area persawahan di wilayah Kecamatan Petang, Badung-Bali. |
hampir sama dengan suasana desa di
tempat asal saya, tapi yang membedakan mungkin infrastruktur jalan dan
kebersihannya di desa-desa ini sangat terjaga. Bukannya menjelekan atau
mengkritisi pemerintah disana, tapi memang benar, kalau setiap pelosok-pelosok di Bali ini mudah
kita jelajahi, karena akses jalannya sudah ada. Di sisi kiri dan kanan jalan tersedia
tretoar bagi pengguna pejalan kaki. Rumput-rumput liar yang tumbuh di
pingirannya pun di tebas bersih. Setiap pohon besar yang rantingnya lebat di
tata rapih, bahkan jarang, kita temukan jalan yang berlubang. Beraneka macam
tumbu-tumbuhan seperti, bunga dan
sayur-sayuran yang tumbuh di perkebunan itu hijau dan subur, menjadikan ciri
warna tersendiri saat di pandang. Tidaklah heran, karena area kecamatan Petang
sendiri ternyata memiliki curah hujan yang tinggi dan memang cocok sebagai tempat
agrowisata.
seperti inilah akses jalan di desa-desa kecamatan Petang-Badung |
Lalu sesampainya di desa Plaga, di kanan
jalan ada tertera tulisan Nungnung
Waterfall dengan mengarahkan kami untuk belok ke kanan melalui jalan kecil
beraspal dengan jarak ± 600 meter menuju parkirannya. Seperti biasa udara
disana terasa dingin. Salah satu penjaga sekaligus warga disana mengatakan,
kalau ketinggian area ini sampai 900 meter di atas permukaan laut, sementar air
terjunnya sendiri memiliki ketinggian hingga 70 meter dari permukaan tanah. Perjalan
kami ternyata masih di bilang belum seberapa. Sesampainya disana, kami harus
menempuh waktu 20 menit untuk sampai di air terjunnya dengan berjalan kaki. Ya,
tak apa-apalah sesekali olahraga, sambil menormalkan kembali suhu tubuh karena
udaranya yang dingin. Soal keindahan alam, jangan ditanya. Siapapun mengakui
keindahan alam bali yang begitu mempesona dan memanjakan mata setiap yang
memandangnya. Demikian juga area air terjun Nungnung ini yang tampak masih
alami, hijau serta udaranya yang segar.
Gapura saat memasuki area air terjun Nungnung |
Bagi kalian penyuka olahraga tracking, sangatkah cocok bila datang melancong
kesini. Karena kami harus berjalan melalui
akses jalan setapak sambil merasakan suasana sunyi ditengah hutan, sekalipun kami
harus terkejut, karena harus menuruni anak tangga yang terjal. Bahkan, ada anak
tangga yang sangat curam dengan kemiringan sekitar 70 derajat. Waduh, dalam
benak saya langsung terpikirkan bagaimana saat kami pulang nantinya?. Tapi sudahlah,
yang namanya kebahagiaan, tentu butuh perjuangan super extra untuk mencapainya.
heheheehehe Ya, Kalau di jumlahkan, sebanyak 600 lebih anak tangga yang harus
kami tapaki. Tapi, tenang saja, setiap jalanan terjal itu tetap aman, karena
disediakan juga besi sebagai pegangannya. Semakin laju kami melangkah, malah
semakin menumbuhkan rasa penasaran saya, karena dari kejauhan, kami sudah mulai
mendengarkan gemericik air terjun yang jatuh dari ketinggian, lalu desiran
pepohonan yang miring melambai-lambai serta daun-daunnya yang di tebas oleh
angin di setiap celahnya. Selama perjalanan untungnya ada 3 titik tempat yang
disediakan khusus bagi pengunjung, berupa gazebo (bale bengong) untuk bisa
beristirahat sambil meregangkan otot-otot kaki yang sudah lelah melangkah. Di
gazebo itu, kami bisa menyaksikan lanscape alam dan bahkan ada juga yang
memanfaatkan tempat itu untuk mengabadikan moment yang berlatarkan alam.
Selain itu, ada juga beberapa spot lain
yang sangat cocok untuk diabadikan, seperti jembatan pendek dengan aliran air
dibawahnya. Dan dari situ juga kita bisa melihat salah satu air terjun yang juga
menjulang tinggi, tetapi tidak terlalu besar semburan air yang dikeluarkannya. Nah,
tidak jauh dari sanalah, saat menuruni beberapa anak tangga yang terakhir, kami
sudah bisa menyaksikan derasnya air terjun Nungnung. Wow, anda akan berdecak
kagum dengan keindahannya. Siapa saja yang baru datang pasti akan terpukau
melihat setiap percikan air yang jatuh dari atas ketinggian hingga menghantam
bebatuan di bawahnya. Tepat dibawahnya juga, pengunjung bisa berenang untuk merasakan
kesegaran airnya. Hembusan air yang terpecah di bawahnya bisa membasahi seluruh
tubuh, jadi harus berhati-hati untuk melindungi kamera atau barang-barang
bawaan anda. Hampir 1 jam lebih kami disana. Kami habiskan waktu dengan
menikmati sejuknya alam yang damai dan tenang. Ya, jarang-jarang anda bisa
merasakan atau mencari moment-moment seperti itu. Selebihnya, banyak pose dan
gaya untuk kami abadikan dengan berlatarkan air terjun Nungnung.
Seperti inilah keindahan air terjun Nungnung |
Ya, disana memang cocok untuk mencari
suasana yang tenang, ditemani alam yang begitu mempesona. Percaya, kelelahan
anda akan terbayarkan dengan eloknya pesona air terjun Nungnung. Jadi bagi
kalian yang ingin menyambangi objek wisata selain pantai di Bali, air terjun
Nungnung bisa dijadikan pengalaman liburan anda sangat berbeda dari biasanya.
Warga sekitar di Kecamatan Petang juga sangatlah ramah dengan siapa saja. Jadi
jangan ragu bertanya-tanya kalau anda tersesat. Untuk memasuki area air terjun
nungnung tidak menguras isi dompet kita
jadi tipis. Disana biaya untuk tiket masuknya seharga 7.500 rupiah dan biaya
parkir untuk kendaraan roda dua hanya 2.000 rupiah saja.
Ok. Sudah puas disana, kami akhirnya
memutuskan untuk pulang. Jangan terburu-buru, karena medannya ya, jangan di tanya lagi. Hehehehe. Sesekali,
saya dan Astri harus duduk karena sudah ngos-ngosan bahkan lidah sudah hampir
terlepas dari tenggorokan. Ya, lutut pun tidak ketinggalan mengadu, bergetar
serasa terlepas dari persambungan otot paha. Heheehehehe (lebai). Tapi yah,
memang anda harus mencobanya. Di akir cerita, semoga anda bisa datang dan
menikmati keindahannya. Karena masih banyak hal yang saya dapatkan setelah
berkunjung dari tempat tersebut. ya, memang alam adalah surganya dunia. Jadi,
sepatutnya untuk kita jaga. Terimakasih.
Pelajaran seperti inilah yang saya dapatkan, setelah berkunjung di air terjun Nungnung |
SEMOGA
BERMANFAAT!!!
Virgilius
P. Ngalong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar