Rabu, 22 Juni 2016

Setelah menikmati keunikan lukisan dari tangan kreatif orang-orangnya,kali ini saya mau mengajak anda untuk melihat keeksotisan alam di Pulau Dewata. Siang itu, tepatnya pukul 2 siang, saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dari desa Petang ke sebelah utara, tepatnya di Desa Plaga. Menurut informasi dari masyarakat sekitar, jaraknya tidak terlalu jauh, hanya memakan waktu 20 menit lagi untuk sampai disana. Tidak mau berlama-lama, apalagi cuaca saat itu sudah sangat mendung dan tak lama lagi akan hujan, saya segera memacu sepeda motor sebelum bumi di setubuhi air yang turun. Hehehe.
Ya, selama perjalanan itu juga, ada rasa yang mengingatkan saya pada suasana kota kecil, yaitu kota Ruteng tempat asal saya. Udara dingin dan langit merengut begitu mendung, seakan menampar ingatan setiap klise-klise gambar kenangan waktu dulu. Siiiittt, kesan romantis di setiap jengkal alamnya, membuat langkah tak ingin beranjak saat berada disana. Bahkan bayangkan saja, bila perjalanan yang terbilang baru seperti itu, dinikmati bersama pasangan atau orang tercinta. Waahh, sangat indah, bahkan saya tak bisa mengisahkannya lewat cerita. Dan memang benar, bukan suatu rahasia bahwa salah satu kekayaan yang dimiliki Pulau Bali adalah keeksotisan alamnya. Banyak orang yang mengakui banhwa Pulau Bali itu surganya para Dewa, karena mampu melahirkan ketenangan dan kedamaian. Hal itu terwujud dan dibuktikan oleh megahnya nuansa alam yang terukir diatas kanvas bumi dengan beragam jenisnya.

AIR TERJUN NUNGNUNG, HADIRKAN NUANSA BERBEDA

(Foto-foto Geryl Ngalong) : Lokasi air terjun Nungnung

Nah agar tidak berlama-lama, saya akan memperlihatkan salah satu kekayaan alam Pulau Bali yang mungin bisa dijadikan salah satu rekomendasi perjalanan liburan anda, yaitu Air terjun Nungnung. Sedikit saya gambarkan, kalau tempat ini mungkin cocok bagi kalian yang sudah bosan dengan wisata pantai yang ada di Bali. Air terjun Nungnung memiliki pesona lain yang tak kalah menarik, karena keelokan dan kecantikan yang masih alami itu, maka sayang apabila dilewatkan saat anda berkunjung ke Bali. berlokasi di Desa Plaga, Kecamatan Petang-Badung, kurang lebih 45 kilometer dari kota Denpasar menuju arah utara tujuan Sangeh. Dari kawasan wisata Sangeh, air terjun Nungnung berjarak sekitar 20 km lagi. Akses ke lokasi tersebut, sangat mudah, karena sudah ada petunjuk jalan yang jelas. kalau di hitung-hitung start dari kota Denpasar, kami menempuh hampir 1 ½ jam untuk sampai kesana. Tetapi tenang saja, kelelahan anda akan terbayarkan karena anda akan disuguhkan dengan pesona keindahan area persawahan.

Salah satu area persawahan di wilayah Kecamatan Petang, Badung-Bali.
hampir sama dengan suasana desa di tempat asal saya, tapi yang membedakan mungkin infrastruktur jalan dan kebersihannya di desa-desa ini sangat terjaga. Bukannya menjelekan atau mengkritisi pemerintah disana, tapi memang benar,  kalau setiap pelosok-pelosok di Bali ini mudah kita jelajahi, karena akses jalannya sudah ada. Di sisi kiri dan kanan jalan tersedia tretoar bagi pengguna pejalan kaki. Rumput-rumput liar yang tumbuh di pingirannya pun di tebas bersih. Setiap pohon besar yang rantingnya lebat di tata rapih, bahkan jarang, kita temukan jalan yang berlubang. Beraneka macam tumbu-tumbuhan  seperti, bunga dan sayur-sayuran yang tumbuh di perkebunan itu hijau dan subur, menjadikan ciri warna tersendiri saat di pandang. Tidaklah heran, karena area kecamatan Petang sendiri ternyata memiliki curah hujan yang tinggi dan memang cocok sebagai tempat agrowisata.

seperti inilah akses jalan di desa-desa kecamatan Petang-Badung

Lalu sesampainya di desa Plaga, di kanan jalan ada tertera tulisan Nungnung Waterfall dengan mengarahkan kami untuk belok ke kanan melalui jalan kecil beraspal dengan jarak ± 600 meter menuju parkirannya. Seperti biasa udara disana terasa dingin. Salah satu penjaga sekaligus warga disana mengatakan, kalau ketinggian area ini sampai 900 meter di atas permukaan laut, sementar air terjunnya sendiri memiliki ketinggian hingga 70 meter dari permukaan tanah. Perjalan kami ternyata masih di bilang belum seberapa. Sesampainya disana, kami harus menempuh waktu 20 menit untuk sampai di air terjunnya dengan berjalan kaki. Ya, tak apa-apalah sesekali olahraga, sambil menormalkan kembali suhu tubuh karena udaranya yang dingin. Soal keindahan alam, jangan ditanya. Siapapun mengakui keindahan alam bali yang begitu mempesona dan memanjakan mata setiap yang memandangnya. Demikian juga area air terjun Nungnung ini yang tampak masih alami, hijau serta udaranya yang segar.

Gapura saat memasuki area air terjun Nungnung
Bagi kalian penyuka olahraga tracking, sangatkah cocok bila datang melancong kesini. Karena kami harus berjalan melalui akses jalan setapak sambil merasakan suasana sunyi ditengah hutan, sekalipun kami harus terkejut, karena harus menuruni anak tangga yang terjal. Bahkan, ada anak tangga yang sangat curam dengan kemiringan sekitar 70 derajat. Waduh, dalam benak saya langsung terpikirkan bagaimana saat kami pulang nantinya?. Tapi sudahlah, yang namanya kebahagiaan, tentu butuh perjuangan super extra untuk mencapainya. heheheehehe Ya, Kalau di jumlahkan, sebanyak 600 lebih anak tangga yang harus kami tapaki. Tapi, tenang saja, setiap jalanan terjal itu tetap aman, karena disediakan juga besi sebagai pegangannya. Semakin laju kami melangkah, malah semakin menumbuhkan rasa penasaran saya, karena dari kejauhan, kami sudah mulai mendengarkan gemericik air terjun yang jatuh dari ketinggian, lalu desiran pepohonan yang miring melambai-lambai serta daun-daunnya yang di tebas oleh angin di setiap celahnya. Selama perjalanan untungnya ada 3 titik tempat yang disediakan khusus bagi pengunjung, berupa gazebo (bale bengong) untuk bisa beristirahat sambil meregangkan otot-otot kaki yang sudah lelah melangkah. Di gazebo itu, kami bisa menyaksikan lanscape alam dan bahkan ada juga yang memanfaatkan tempat itu untuk mengabadikan moment yang berlatarkan alam.





Selain itu, ada juga beberapa spot lain yang sangat cocok untuk diabadikan, seperti jembatan pendek dengan aliran air dibawahnya. Dan dari situ juga kita bisa melihat salah satu air terjun yang juga menjulang tinggi, tetapi tidak terlalu besar semburan air yang dikeluarkannya. Nah, tidak jauh dari sanalah, saat menuruni beberapa anak tangga yang terakhir, kami sudah bisa menyaksikan derasnya air terjun Nungnung. Wow, anda akan berdecak kagum dengan keindahannya. Siapa saja yang baru datang pasti akan terpukau melihat setiap percikan air yang jatuh dari atas ketinggian hingga menghantam bebatuan di bawahnya. Tepat dibawahnya juga, pengunjung bisa berenang untuk merasakan kesegaran airnya. Hembusan air yang terpecah di bawahnya bisa membasahi seluruh tubuh, jadi harus berhati-hati untuk melindungi kamera atau barang-barang bawaan anda. Hampir 1 jam lebih kami disana. Kami habiskan waktu dengan menikmati sejuknya alam yang damai dan tenang. Ya, jarang-jarang anda bisa merasakan atau mencari moment-moment seperti itu. Selebihnya, banyak pose dan gaya untuk kami abadikan dengan berlatarkan air terjun Nungnung. 













Seperti inilah keindahan air terjun Nungnung
Ya, disana memang cocok untuk mencari suasana yang tenang, ditemani alam yang begitu mempesona. Percaya, kelelahan anda akan terbayarkan dengan eloknya pesona air terjun Nungnung. Jadi bagi kalian yang ingin menyambangi objek wisata selain pantai di Bali, air terjun Nungnung bisa dijadikan pengalaman liburan anda sangat berbeda dari biasanya. Warga sekitar di Kecamatan Petang juga sangatlah ramah dengan siapa saja. Jadi jangan ragu bertanya-tanya kalau anda tersesat. Untuk memasuki area air terjun nungnung  tidak menguras isi dompet kita jadi tipis. Disana biaya untuk tiket masuknya seharga 7.500 rupiah dan biaya parkir untuk kendaraan roda dua hanya 2.000 rupiah saja.


Ok. Sudah puas disana, kami akhirnya memutuskan untuk pulang. Jangan terburu-buru, karena medannya ya,  jangan di tanya lagi. Hehehehe. Sesekali, saya dan Astri harus duduk karena sudah ngos-ngosan bahkan lidah sudah hampir terlepas dari tenggorokan. Ya, lutut pun tidak ketinggalan mengadu, bergetar serasa terlepas dari persambungan otot paha. Heheehehehe (lebai). Tapi yah, memang anda harus mencobanya. Di akir cerita, semoga anda bisa datang dan menikmati keindahannya. Karena masih banyak hal yang saya dapatkan setelah berkunjung dari tempat tersebut. ya, memang alam adalah surganya dunia. Jadi, sepatutnya untuk kita jaga. Terimakasih.

Pelajaran seperti inilah yang saya dapatkan, setelah berkunjung di air terjun Nungnung

SEMOGA BERMANFAAT!!!

Virgilius P. Ngalong

            


Tidak ada komentar:

Posting Komentar