Jumat, 17 Juni 2016

KREATIVITAS: MELAHIRKAN BANYAK KEUNIKAN

Selamat bertemu kembali di Sudut Beranda Teman-teman!!!

Kali ini saya mau bercerita mengenai hal yang saya dapatkan saat liburan di akhir pekan beberapa waktu lalu. Sebelumnya, maaf saja, karena saya hanya ingin berbagi pengalaman sekaligus mengabadikannya lewat tulisan. Tentu hal unik dan menarik ini, bisa saja sebagai salah satu rekomendasi dalam list perjalanan anda bila sedang berlibur di Pulau Dewata. Jadi, semoga apa yang saya temukan, bisa anda terima dan bermanfaat.

sebelum memulainya, saya sedikit bercerita, bahwa biasanya di akhir pekan, saya manfaatkan waktu liburan untuk melancong ke tempat-tempat wisata unik atau mencari info mengenai hal-hal yang menarik untuk diberitakan. Ya, kalau boleh di bilang, itu juga karena tuntutan pekerjaan saya sebagai jurnalis, tepatnya sebagai wartawan yang belum lama ini saya geluti. Ke pelosok-pelosok desa dengan menempuh jarak yang sangat jauh, bahkan kalau hujan badai saat itu pun (sedikit lebay), harus saya tempuhi. Mau di bilang susah, tidak juga. Pada dasarnya sih, saya berpikir, kalau, tidak ada pekerjaan yang gampang dan mudah untuk kita lakukan. Pekerjaan seperti ini sangat saya nikmati, karena konon katanya, pekerjaan yang menyenangkan itu adalah hoby yang di bayar. Tapi bukan berarti hobi saya sukanya jalan-jalan. Hehehehe. Selama itu juga, ada hal dan pengalaman baru tentang keunikan alam, budaya, dan masyarakatnya yang saya temukan selama bekerja di Bali. Saya pun tidak mau menyia-nyiakan waktu dan kesempatan, karena siapa saja dan bahkan anda pasti sangat menginginkan agar bisa menelusuri setiap keindahan di pulau yang kaya dan damai ini. Biar tidak bertele-tele dan bingung dengan awal paragraf saya, jadi langsung saja saya bercerita,,,ok.

CERITA I
MENGENAL LUKISAN UNIK DI BALI

I Made Dupa, seniman Bali pertama yang menciptakan lukisan kelopak pisang                              (Foto;Gheryl Ngalong)
 
     Ada yang berbeda dan unik kali ini. Bagi kalian yang sudah pernah berlibur di Bali, tidak lah lengkap bila anda belum membeli bahkan memiliki cinderamata sebagai kenang-kenangan pengalaman liburan menarik anda di pulau Dewata. Cinderamata itu pun berbagai macam bentuk dan jenisnya. Masing-masing menyimpan keunikannya tersendiri, mulai dari kalung, gelang, pernak-pernik hiasan untuk di pajang, hingga patung dan lukisan. Tentu mudah bagi kita untuk menemukannya, karena cinderamata itu terdapat di hampir setiap objek wisata yang ada di Bali. Tetapi, kalau anda bosan dengan cindera mata yang itu-itu saja, kali ini saya akan menginfokan sesuatu yang berbeda dari biasanya, yaitu lukisan hasil kreatifitas para seniman Bali dengan mendaur ulang kelopak pisang.
    Lukisan kelopak pisang ini terlihat unik dan sangat indah, hasilnya tidak jauh berbeda atau bahkan melebihi dari lukisan-lukisan yang sering digambarkan di atas kanvas dengan cat berwarna. Menariknya lukisan ini menggunakan bahan dasar dari pelepah pisang yang sudah di keringkan. Memang benar, tak ada satupun yang terpikirkan, kalau limbah pelepah pisang yang sering di anggap benda tak berguna ini bisa melahirkan suatu karya seni dan bernilai tinggi. Limbah ini sering di buang begitu saja ketika kita membersihkan pohon pisang, menumpuk di pinggiran jalan, di tempat pembuangan sampah, dan bahkan menimbulkan bau yang kurang sedap apabila dibiarkan membusuk. Tetapi, hal seperti itu bisa dipatahkan oleh I Made Dupa, pria kelahiran Banjar Petang Suci, Desa Petang, Kecamatang Petang, Kabupaten Badung-Bali. 

Saat ditemui di rumah yang sederhana itu, I Made Dupa yang sebelumnya sebagai pengerajin patung Menjelaskan bahwa proses pembuatannya tidak terlalu susah. Karena pelepah pisang yang sudah di keringkan selama 2-3 hari ini tinggal di tempel menggunakan lem kayu, hingga tersambung menjadi satu kesatuan,sesuai ukuruan yang diinginkan. “awalnya  sejak tahun 2001, selama 2 tahun saya coba-coba saja untuk membuatnya hingga terbiasa menghasilkan bentuk yang bagus,” ujarnya saat di wawancarai beberapa waktu lalu, Minggu (12/6). Dia juga menambahkan, untuk menghasilkan lukisan yang bagus, tidak menggunakan sembarang pelepah pisang. I Made Dupa lebih menggunakan pelepah pisang saba yang ada dan tumbuh di sekitar desa Petang.
    Saat itu pula, ketika saya dan pacar saya, Atok Pantur sedang mengamati pajangan koleksi lukisannya, I Made Dupa dengan ramah dan semangatnya bercerita tentang awal ide pembuatan lukisan berbahan pelepah pisang. Dia menjelaskan, kalau keadaan ekonomi keluarganya saat tahun 1998 (krisis moniter di Indonesia) sangat kacau. Bahkan dia yang awalnya sebagai pengerajin patung, terpaksa harus berhenti karena tidak adanya pesanan dari konsumen, serta bahan bakunya yang juga mahal. “setiap sore saya selalu memperhatikan istri saya yang dengan semangatnya sedang mengiris batang pisang untuk makanan babi. Di belakang rumah, banyak sisa-sisa kulit pisang yang sudah kering terbuang percuma. Nah, dari situlah ide saya untuk mengumpulkan satu per satu,” jelasnya dengan serius.
Dengan bahan pelepah pisang yang sudah di keringkan itu, dia menambahkan bahwa, sebelum di tempelkan ke tripleks, terlebih dahulu dia memilah-milah pelepah yang ingin digunakan dan mulai mengukirnya sesuai dengan apa yang mau di gambarkan. Jenis pelepah saba yang sudah di keringkan inilah, menjadi bahan satu-satunya yang memiliki serat yang memudahkannya untuk membuat bentuk lukisan kolam, gunung, pohon, serta garis-garis yang bisa menyerupai rumah dan makluk hidup lainnya.
Bahan: pelepah pisang dan kotoran rayap digunakan untuk melukis
 Nah menariknya, sebagai pemanis hasil ukirannya agar bisa menyerupai lukisan yang berwujud atau berbentuk 3 dimensi, I Made Dupa menggunakan kotoran rayap yang sudah di kumpulkannya untuk membentuk dedaunan di pohon, gunung, atau area persawahan dalam lukisannya. Lalu untuk hasilnya, jangan ditanya, akan terlihat hidup. Di tangannya yang terampil itu, kita bisa melihat beraneka macam pemandangan yang  indah nan elok di Bali.
Hasil yang menakjubkan. Dia mengakui, hasil karyanya sudah banyak di lirik wisatawan. Bahkan, lukisannya pernah di beli dan di pajangkan di kantor Gubernur Bali. tak jarang juga, dia di undang untuk mengikuti pameran-pameran karya seni di Bali hingga keluar kota, seperti Bandung dan Jakarta. Pokoknya, banyak hal yang dia ceritakan selama bergelut sebagai pengerajin seni lukis kelopak pisang. Beberapa piala dan sertifikat, hingga pemberitaan tentangnya di media massa (koran harian) dahulu, ditunjukannya kepada kami sebagai bukti perjalanan hidupnya. 
    Nah, jika anda di Bali dan ingin membelinya sebagai cinderamata menarik untuk dipajangkan di rumah atau di tempat nongkrong anda, lukisan kelopak pisang ini bisa anda temukan di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung. Tepatnya di Gedung lantai 2 Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopperindag), Badung. Selain itu, tidak menutup kemungkinan bagi anda yang memesan lukisan kelopak pisang sesuai dengan gambar yang diinginkan. “ya...saya juga melayani konsumen yang menginginkan ukuran dan gambarnya sesuai dengan permintaan. Kalau mau memesan, bisa dapatkan kartu saya di kantor Puspem Badung, disana ada tersedia stan penjualan lukisan saya dan ada kartu nama saya disana,” jelasnya dengan bangga.
      Mengenai harga, anda tidak usah khawatir, karena masih tergolong murah. Untuk ukuran 10 R di bandrol dengan harga 150.000 rupiah, lalu untuk ukuran besar, seperti 80  60 di bandrol dengan harga 2 juta. Jika anda ingin bertemu langsung sekaligus melancong ke desa Petang, malah lebih bagus lagi. Walaupun anda harus menempuh waktu perjalanan hingga 2 jam untuk sampai kesana, kelelahan anda akan terbayarkan dengan indahnya pesona alam persawahan di desa-desa yang ada di Kecamatan Badung. Landscape Saat anda memasuki desa Petang, rumah I Made Dupa berlokasi di kiri jalan tepat disebelah balai banjar adat Petang Kaja, desa Petang. Disana, anda akan terpukau dengan hasil karya lukisan cantik dan unik dari bahan dasar kelopak pisang yang sudah di sah kan hak ciptanya.
tak terlawatkan,Atok Pantur pun ingin mengabadikan foto bersama seniman Bali
Hari yang menyenangkan, selain bertemu dengan sosok seniman pertama yang menciptakan lukisan kelopak pisang, kami juga di berikan 2 buah lukisan hasil karyanya sebagai kenang-kenangan. Wah, sungguh lelah yang terbayarkan. Tapi bukan hal seperti itu yang diharapkan, tapi ada sesuatu yang baru dan itu saya temukan. 
dan kedua lukisan ini lah, sebagai kenang-kenangan untuk kami 

Tetapi bagi kalian (pengunjung dan pembaca setia sudut beranda), saya menginfokan ada kelanjutan bagaian ke II dari cerita perjalanan saya ke desa Petang yang tak kalah unik dan menariknya. 

Jadi, jangan dilewatkan cerita selanjutnya (Bagian II). Terima kasih. GBU All.

penulis : Virgilius P. Ngalong










2 komentar:

  1. Mantap e teman.. terus berkarya.. sya msih tunggu tulisan yg kmaren sa minta tu ee.. 😉

    BalasHapus
  2. Hehehehhe makasih teman... ok. Sabar e,,, butuh wktu lama e,,hahaha

    BalasHapus